MAKALAH
“Pendekatan, Metode, Dan Teknik Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas terstruktur
Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Hasan Saefuloh
Disusun oleh :
Ahmad Sayroji
(1608102063)
Desi Susanti
(1608102003)
Ega Nurjanah
(1608102009)
Fahmi Said
(1608102019)
Muhammad Abdul
Jabbar (1608102030)
Rani Suryani
(1608102039)
Rizal Adamani
Rahmatullah (1608102044)
Jurusan/prodi : Pendidikan Bahasa Arab
Smester/kelas : 4.B
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Alamat : Jl. Perjuangan, By Pass Sunyaragi Cirebon Telp. (0231)
481264 ex 113
Website: www.syekhnurjati.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH
SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul. “Pendekatan,
Metode, Dan Teknik Dalam Pembelajaran Bahasa Arab” Solawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku
umatnya, Amiin.
Makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab.
Pada kesempatan
ini pula dengan kerendahan dan ketulusan hati, ingin menyampaikan rasa terima
kasih penulis yang tidak terhingga kepada yang terhormat.
1.
Ibu
Hasan Saefuloh selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab atas
segala kesabaran dalam membimbing dan dorongan berupa motivasi dalam belajar
dan juga atas segala pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran dalam mendidik kami tidak
ada kata-kata lain yang pantas penulis ucapkan, selain terima kasih yang
sebesar-besarnya.
2.
Orang
tua/bapak ibu tercinta yang telah banyak membantu memberikan dorongan baik
moril maupun materil selama penulis menuntut ilmu.
3.
Semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga
terciptanya makalah ini.
Harapan
penulis, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang sedang
menuntut ilmu atau bagi siapa saja yang berminat untuk membacanya.
Cirebon, 21 Maret 2018
Penulis
Team 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab adalah suatu ilmu tentang metode-metode yang mengkaji
bermacam-macam metode dalam pengajaran, keunggulan dan kelemahan, serta
penerapan dari pengajaran-pengajaran bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai bahasa
kedua setelah bahasa kita, tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk
mempelajarinya. Bahasa Arab adalah bahasa dunia yang sangat dianjurkan untuk
dikuasai oleh anak didik kita. Seperti yang kita tahu, dalam mengkaji Al-Qur’an
dan Hadits Nabi, kita harus menguasai ilmu gramatikal dan morfologi bahasa Arab.
Di Negara kita
sudah banyak madrasah mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi yang
mengajarkan bahasa arab dalam pengembangan keilmuan. Namun seringkali kita
lihat, beberapa sekolah yang masih memakai metode dan teknik pengajaran bahasa
Arab yang kurang sesuai dengan standart pengajaran, sehingga tidak sedikit para
pelajar yang merasa bosan dengan bahasa Arab, dikarenakan penyampaian
pengajaran bahasa arab yang kurang menyenangkan, tidak efektif, jauh dari kreatif dan inovatif. Sehingga para
peserta didik menjadi bosan dengan bahasa arab.
Oleh karena
itu, sebagai pengajar bahasa Arab yang memiliki kualifikasi dalam bidang
keilmuan ini, kiranya perlu menguasai Metodologi Pengajaran, berikut pendekatan
serta teknik-teknik yang harus disampaikan kepada peserta didik, supaya tujuan
pembelajaran bahasa Arab dapat dicapai dengan maksimal secara efektif dan
efisien. Serta mampu membangkitkan kecintaan peserta didik terhadap
pembelajaran bahasa arab
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah
ini, penulis akan membahas beberapa materi tentang metodologi pengajaran bahasa
Arab, yaitu :
1.
Apakah
pengertian Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam pembelajara bahasa Arab ?
2.
Apakah
hubungan antara Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam konteks pembelajaran
bahasa Arab?
3.
Apa
saja pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab ?
4.
apa
saja teknik pembelajaran yang muncul dari sebuah metode yang muncul dari sebuah
pendekatan?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian dari pengertian Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam pembelajara
bahasa Arab.
2.
Mengetahui
hubungan antara Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam konteks pembelajaran
bahasa Arab.
3.
Mengetahui
Apa saja pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab.
4.
Mengetahui
apa saja teknik pembelajaran yang muncul dari sebuah metode yang muncul dari
sebuah pendekatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan, Metode, Dan Teknik Dalam Konteks
Pembelajaran Bahasa Arab
1.
Pengertian
Pendekatan (Madkhal)
Dalam
pengajaran bahasa, ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan
konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah
seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa.
Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan
pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang
diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan metode yang telah dipilih.
2.
Pengertian
Metode (Thariqah)
Metode
secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran, baik
itu pengajaran matematika, kesenian, olahraga, ilmu alam dan lain sebagainya.
Secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan
efisien. Maksud dari Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah cara atau jalan
yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran bahasa Arab agar mudah
diterima, diserap, dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan.
3.
Pengertian
Teknik (Uslub)
Sebagaimana
telah diketahui pada penjelasan sebelumnya tentang pendekatan dan metode,
ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dalam proses
pengajaran, maka setelah kita mengetahui pengertian masing-masing dari
pengertian pendekatan dan pengertian metode, selanjutnya kita akan memahami
pengertian teknik dalam pengajaran. Teknik pengajaran merupakan
operasionalisasi metode. Karena itu, teknik pengajaran itu berupa rencana,
aturan-aturan, langkah-langkah tersebut haruslah terkait erat dengan bingkai
umumnya yaitu metode.
Pengaturan,
penyusunan dan gaya mengajar sangat tergantung pada guru serta ketrampilan
kepribadian guru dalam mengelola kelas, karena semua hal ini akan dipengaruhi
oleh perbedaan situasi dan kondisi. Oleh sebab itu tidak bisa dikatakan bahwa
ini adalah metode yang terbaik, ini adalah teknik yang terbaik yang cocok untuk
segala situasi dan kondisi pengajaran. Perbedaan tujuan, materi, siswa serta
perbedaan guru membutuhkan teknik/stategi yang berbeda dalam sebuah penerapan
metode.
B.
Hubungan Antara Pendekatan, Metode, dan Teknik Dalam Konteks
Pembelajaran Bahasa Arab
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya
metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan
demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.
C.
Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Harus disadari bahwa bahasa Arab memang memiliki karakteristik dan
tingkat kesulitan yang berbeda dengan bahasa yang lain. Kenyataan ini menuntut
adanya guru yang memiliki kualifikasi dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan
kesabaran yang tinggi. Melihat karakter tersebut, guru hendaknya menggunakan
pendekatan yang lebih kontekstual, dan dapat menjadi acuan dalam menentukan
langkah pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi maupun kondisi peserta
didik. Sesulit apapun, sebenarnya materi dapat disampaikan dengan baik jika
ditopang oleh pendekatan dan strategi yang tepat. Terkait dengan hal itu,
terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab yang dapat
meningkatkan efektivitas guru dalam melakukan transformasi, di antaranya
pendekatan kemanusiaan (humanistic approach), pendekatan berbasis media (media
based approach), pendekatan mendengar-mengucapkan (aural oral approach),
pendekatan analisis dan nonanalisis (anality calandun analitycal approach),dan
pendekatan komunikatif (communicative approach).[1]
1.
Pendekatan
Kemanusiaan (Humanistic Approach)
Pendekatan
ini memberi tempat yang utama pada pesertadidik karena mereka adalah subjek
utama dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini berasumsi bahwa peserta didik
memiliki potensi, kekuatan, dan kemampuan untuk berkembang. Peserta didik juga
memiliki kebutuhan emosional, spiritual, dan intelektual yang harus
diperhatikan. Peserta didik merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga pembelajaran
diarahkan untuk mengembangkan emosi, perasaan, sikap, nilai, dan lain-lain.
Pembelajaran diupayakan untuk berjalan secara rileksdan akrab,tanpa mengurangi
makna transformasi dan pesan yang hendak disampaikan. Pendekatan ini memberikan
drajat kebebasan, otonomi, tanggung jawab dan kreativitas yang menjadi bagian
dari peserta didik.[2]
Penyampaian
materi tidak dijadikan sebagai suatu yang menekan, membebani, melainkan
bagaimana penguasaan bahasa menjadi kebutuhan peserta didik sebagaimana
kebutuhan lainnya. Perspektif ini menurut sebagian ahli pengajaran bahasa Asing
merupakan orientasi baru, yang biasanya menganggap peserta didik sebagai objek
yang dapat dibentuk semaunya tanpa melihat minat dan bakat mereka. Dengan pola
pandang ini, setidaknya dapat mempercepat interelasi antara pengajar dan
peserta didik dalam hubungan dengan proses transformasi. Dengan demikian,
ketika kebutuhan psikologis terpenuhi,maka pada selanjutnya minat dan motivasi
akan lebih mudah dikembangkan.[3]
Dengan
pendekatan ini, maka langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bercakap tentang diri dan perasaannya, kemudian
melakukan tukar pikiran secaraseimbang.
2.
Pendekatan
Berbasis Media (Media Based Approach)
Media
atau wasail al-idlahmemiliki peranan yang besar dalam upaya membentuk keahlian
peserta didikdan mengubahnyadarikeahlian yang bersifatabstrakke yang
bersifatkonkret.
Pendekatan
ini bertujuan untuk melengkapi konteks yang menjelaskan makna kata-kata,
struktur, dan istilah-istilah kebudayaan baru melalui gambar, peta, foto,
contoh model yang hidup, kartu, dan segala sesuatu yang dapat membantu
menjelaskan makna kata yang asing pada peserta didik. Dijaman teknologi saat
ini, jenis dan bentuk media sangat bervariasi, misalnya kaset, video,
laboratorium, slide, LCD, dan komputer. Tujuan dari penggunaan media ini sangat
jelas, yakni agar penyajian materi lebih hidup dan menarik peserta didik
sehingga dapat menyampaikan contoh dan informasikebahasaan yang benar dan
melatihnya berjalan secara efektif. Penelitian menunjukkan bahwa gambar
memberikan dampak tiga kali lebih kuat dan mendalam dibandingkan dengan
kata-kata. Sementara itu, jika gambar digabungkan dengan kata-kata, maka
dampaknya enam kali lebih kuat daripada kata-kata saja.9Hanya masalahnyapada
keterbatasandana yangmenjadihambatan seriusdalampenyediaan media ini.
3.
Pendekatan
Mendengar-Mengucapkan (Aural Oral Approach)
Pendekatan
ini mengandaikan bahwa bahasa adalah apa yang didengar dan diucapkan, bukan
simbol, sedangkan tulisan hanyalah representasi dari ujaran. Dari asumsi ini
dapat dikatakan bahwa bahasa adalah ujaran. Pembelajaran bahasa harus dimulai
dengan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa yang berbentuk kata dan kalimat. Dalam
bentuk klasikalnya kemudian meminta peserta didik menirukannya untuk dihafal,
sebelum membaca dan menulis diajarkan.10Asumsi lain dari pendekatan ini bahwa
bahasa adalah kebiasaan. Suatu prilaku akan menjadi kebiasaan apabila diulang
berkali-kali. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan aural
oral approach ini menuntut adanyakegiatan pembelajaranbahasa yang dilakukan
denganteknik pengulanganatau repetisi.
4.
Pendekatan
Komunikatif (Communicative Approach)
Sesuai
dengan fungsi kompetensinya, penyajian bahasa hendaknya lebih menekankan kepada
kegiatan komunikasi aktif dan praktis. Dengan pendekatan komunikasi ini berarti
telah melakukan terobosan baru dan strategis di bidang pengajaran bahasa kedua,
dan dianggap sebagai pendekatan integralyang memiliki ciri-ciri yang pasti.
Seseorangdapat dikatakan memilikikompetensi komunikatif apabila ia dapat
menggunakan bahasa dengan ragam yang tepat menurut situasi dalam hubungannya
antara pembicara dan pendengar. MenurutHymes,terdapatempatfaktor yang
menjadipembangun dan menjadi ciri penanda kompetensi komunikatif ini, yaitu
kegramatikalan (penguasaan tata bahasa secara baik), keberterimaan (saling
dapat dipahami dan memahami), ketepatan (konteks dengan situasi yang
berkembang), danketerlaksanaan (praktik yang dilakukan secara
terus-menerus).Seseorang yang hanya menguasai struktur atau pola-pola kalimat
yang terlepas dari konteks belum bisa disebut sebagai orang yang mampu
berbahasa. Kemampuan berbahasa yang sebenarnya haruslah mencakup penguasaan
kaidah-kaidah gramatika sekaligus penguasaan norma-norma sosial yang terkait
dengan penggunaan bahasa.
D.
Menguraikan Contoh Beberapa Teknik Pembelajaran Yang Muncul Dari
Sebuah Metode Yang Muncul Dari Sebuah Pendekatan
Dalam
pembelajaran Bahasa Arab, terdapat beberapa teknik yang mendukung proses
pembelajaran, yaitu:[4]
1.
Almuhadatsah
(Bercakap-cakap)
Pelajaran
Al-Muhadatsah merupakan pelajaran Bahasa Arab yang paling utama, tujuannya
adalah agar siswa mampu bercakap-cakap atau berbicara dengan bahasa arab dalam
kehidupah nyata. Maksud dari berbahasa disini adalah berbahasa lisan.
Cara menyajikan
teknik Al-Muhasatsah dalam Bahasa Arab itu
melalui percakapan, baik itu antara guru dan murid, ataupun murid dengan
murid. Yang terpenting adalah, siswa mampu menambahkan perbendaharaan mufradat.
Dalam pembelajaran ini siswa tidak di tuntut untuk mengetahui qawa’id, akan
tetapi siswa dituntut untuk berbicara dengan Bahasa Arab meskipun pada awalnya
siswa tidak mengerti arti dari yang mereka katakan, akan tetapi lama kelamaan
siswa pasti akan mengerti dan memahami arti dari yang mereka katakan, sehingga
banyak kalangan menilai bahwa sistem dan metode yang dikembangkan ini sangat
efektif.
Teknik
pembelajaran Al-Muhadatsah adalah:
a.
Bercakap-cakap
dengan Bahasa Arab, dengan tujuan melatih lidah siswa agar terbiasa berbicara
dengan Bahasa Arab.
b.
Guru
meminta siswa terampil berbicara dalam Bahasa Arab mengenai kejadian apa saja
dalam masyarakat dan dunia internasional.
c.
Siswa
dituntut untuk mampu menerjemahkan percakapan, baik dari media telepon, radio
ataupun televisi.
d.
Guru
hendaknya mampu menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap Bahasa Arab, sehingga
timbul kemauan pada siswa untuk belajar dan mendalaminya.
2.
Al-Muthalaah
(Membaca)
Al-Muthalaah
disebut juga dengan Al-Qiraah, yaitu pelajaran membaca. Tujuannya agar siswa
mampu membaca dengan benar dan memahami apa yang dibaca, baik itu dengan suara
atau di dalam hati. Intinya, siswa mampu mengucapkan lafadz dalam Bahasa Arab
secara fasih, lancar dan benar. Perlu diperhatikan bahwa dalam membaca,
hendaknya siswa memperhatikan makhraj dan panjang pendeknya, sebab jika
ada satu kata saja yang salah dalam
pelafalan Bahasa Arab maka akan menimbulkan kesalahan dalam makna.
Teknik
pembelajaran Al-Muthalaah adalah:
a.
Apresepsi
dan Pre test, yaitu guru hendaknya mampu menghubungkan antara pelajaran yang
telah diajarkan dengan pelajaran yang akan disajikan, sehingga pelajaran
menjadi kontekstual dan relefan. Pre
test bertujuan agar mengetahui seberapa besar penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan.
b.
Siswa
hendaknya mempelajari terlebih dahulu pelajaran yang akan diajarkan sebelum
guru mengajarkan, dan siswa hendaknya menyimak guru secara baik dan tertib saat
pelajaran berlangsung, kemudian guru hendaknya melakukan tanya jawab terhadap
siswa.
c.
Guru
meminta salah satu siswa yang pandai untuk mengulangi apa yang dibaca oleh guru
supaya disimak dan ditirukan oleh siswa lain. Pada tingkat dasar membaca
dianjurkan dengan suara yang keras, sedangkan pada tingkat atas kadang-kadang
cukup mengikuti dalam hati, akan tetapi yang lebih utama adalah dengan
bersuara.
d.
Setelah
selesai membaca hendaknya guru membagi beberapa kelompok untuk memdiskusikan
apa yang telah dibaca dan mengadakan tanya jawab diantara sesama kelompok.
e.
Pemanfaatan
kemampuan kerja sama atau kelompok dapat diperkirakan jumlah hasil belajarnya
lebih besar dari pada yang dicapai oleh perorangan.[5]
f.
Bila
bacaan terlalu panjang, sebaiknya bacaan tersebut diperpendek agar sederhana
dan mudah dimengerti.
g.
Dalam
memberikan penjelasan, hendaknya guru menyertakan contoh-contoh dan mengartikan
mufradat yang sulit, agar siswa mencatatnya.
3.
Al-Imla’
(Dikte)
Al-Imla disebut
dikte atau menulis. Cara pembelajaran Al-Imla adalah, guru menuliskan materi
pelajaran di papan tulis kemudian memperlihatkan kepada siswa, setelah itu guru
menghapus tulisan tersebut dan menyuruh siswa untuk menulisnya kembali, atau
dengan cara guru membaca suatu bacaan, kemudian menyuruh siswa untuk menulis
apa yang telah dibaca oleh guru.
Tujuan dari
Al-Imla adalah:
a.
Agar
siswa mampu menulis kata-kata dan kalimat dalam Bahasa Arab.
b.
Melatih
panca indra siswa menjadi aktif, baik itu perhatian, pendengaran, penglihatan
maupun pengucapan dalam Bahasa Arab.
c.
Agar
siswa mampu menulis Bahasa Arab dengan indah dan rapi.
d.
Menguji
pengetahuan siswa tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari.
e.
Memudahkan
siswa mengarang tulisan berbahasa Arab dengan gaya bahasanya sendiri.
4.
Al-Insya’
(Mengarang)
Al-Insya’ atau
ta’bir mengarang dalam Bahasa Arab itu untuk mengungkapkan isi hati, pikiran
dan pengalaman yang dimiliki siswa. Melalui pelajaran ini diharapkan siswa
dapat mengembangkan daya imajinasi secara kreatif dan produktif, sehingga
pikirannya menjadi berkembang.
Dalam
mengajarkan Al-Insya’ dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.
Materi
pelejaran hendaknya disesuaikan dengan kemampuan siswa, perkembangan berpikir
dan usia mereka.
b.
Pada
kelas dasar pelajaran Al-Insya’ dapat
diberikan mengenai pembentukan kata-kata atau kalimat-kalimat yang telah
diketahui siswa menjadi kalimat yang sederhana.
c.
Pada
kelas atas, peningkatan pada pengajaran Al-Insya’ dapat ditingkatkan pada
pembentukan kalimat yang sempurna, yang mengandung suatu pengertian yang utuh.
d.
Pada
kelas tingkat tinggi, materi insya’ sudah tidak terikat lagi dengan
ketentuan-ketentuan yang mungkin sudah bersifat terikat. Akan tetapi guru hanya
menentukan topik atau tema karangan.
5.
Al-Mahfudzat
(Hafalan kata-kata mutiara)
Pada umumnya,
pelajaran menghafal syair-syair, kata-kata hikmah dalam Bahasa Arab sangat
digemari siswa, terutama pada tingkat ibtida’iyah dan tsanawiyah.
Hafalan
ternyata membentuk perioritas pertama yang membedakan antar sekolah, hingga
memberi prioritas ke arah penerapan pemahaman yang dianggap lebih penting dalam
proses berlangsungnya belajar mengajar di sekolah.[6]
Al-Mahfudzat
dapat didapat dengan menggunakan cara-cara :
a.
Guru
membacakan teks Al-Mahfudzat, setelah lebih dahulu dituliskan di papan tulis,
kemudian di ikuti oleh semua siswa hingga hafal di luar kepala. Kemudian guru
menguji masing-masing siswa di depan kelas, setelah semua mendpatkan giliran,
baru murid diperintah untuk menyalin di buku tulis.
b.
Membacakan
Al-Mahfudzat sekaligus secara keseluruhan tanpa dibagi-bagi dalam potongan yang
kecil, kemudian dibaca berkali-kali sampai hafal betul.
c.
Dengan
cara membagi dalam bagian yang kecil, materi Al-Mahfudzat dan dihafal, setelah
hafal betul bagian pertama, kemudian berpindah kebagian yang lain, dan
seterusnya.
6.
Al-Qawaid
(Tata Bahasa)
Dalam Bahasa
Indonesia, Qawaid/ Nahwu Sharaf itu searti dengan “Tata Bahasa”, dan “gramer”
dalam Bahasa Inggris.
Cara mengajarkan Nahwu Sharaf atau Qawaid :
a.
Guru
hendaknya banyak memberikan contoh-contoh dari materi yang dibahas, agar
pengajaran tidak membosankan, dan dapat memudahkan pengertian siswa.
b.
Pada
contoh-contoh yang diberikan, hendaklah ditulis dipapan tulis, dan menjelaskan
maksud dan pengertiannya.
c.
Pada
saat guru menjelaskan maksud dan pengertian materi pelajaran nahwu sharaf,
perhatian siswa penuh terpusat kepada materi.
7.
Al-Balaghah
(Gaya Bahasa)
Al-Balaghah
merupakan suatu cabang ilmu Bahasa Arab yang mempelajari kaidah-kaidah mengenai
gaya bahasa untuk dipergunakan dalam pembicaraan atau tulisan. Adapun tujuan
mempelajari Al-Balaghah antara lain :
a.
Merasakan
dan memahami karya sastra secara mendalam.
b.
Mengungkapkan
segi-segi keindahan dalam sastra.
c.
Merangsang
kemampuan menyusun kalimat yang baik dan indah menurut pola-pola Al-Balaghah.
d.
Merasakan
dan memahami Ijazul Qur’an dari segi gaya bahasa dan uslub.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
pengajaran bahasa, ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya
secara tepat, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah
seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa.
Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan
pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang
diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan metode yang telah dipilih.
Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab diantaranya adalah
Pendekatan Kemanusiaan (Humanistic Approach), Pendekatan Berbasis Media (Media
Based Approach), Pendekatan Mendengar-Mengucapkan (Aural Oral Approach), Pendekatan
Komunikatif (Communicative Approach).
Metode dalam pembelajaran bahasa arab diantaranya adalah Metode
Gramatikal-Terjemah (thariqah qawaid wa tarjamah), Metode Langsung (thariqah
mubasyirah), Metode Aural-Oral (thariqah sam’iyyah syafawiyah),
Metode Eklektik (thariqah intiqa’iyah).
Teknik
dalam pembelajaran bahasa Arab diantaranya adalah Almuhadatsah (Bercakap-cakap),
Al-Muthalaah (Membaca), Al-Imla’ (Dikte), Al-Insya’ (Mengarang),
Al-Mahfudzat (Hafalan kata-kata mutiara), Al-Qawaid (Tata Bahasa), Al-Balaghah
(Gaya Bahasa).
Izzan, Ahmad. 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
Humaniora.
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Teori-teori Pendidikan
Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta: Rinneka Cipta.
Abdul Wahab, Muhbib. 2005. Teknik Dan Model Penyajian Materi
Bahasa Arab, dalam Makalah Jakarta:
Pustaka Rihlah Group.
[1]
Muhbib Abdul Wahab, Teknik Dan Model Penyajian Materi Bahasa Arab, dalam
Makalah (Jakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hal.34.
[2]
Ibid, hal. 86-89.
[4]
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora,
2004), h.116.
[5]
Ibid., h. 98.
[6]
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasakan Al-qur’an
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h.198.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar