Jumat, 06 April 2018

PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

MAKALAH
“Pendekatan, Metode, Dan Teknik Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas terstruktur
Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Hasan Saefuloh


Disusun oleh :
Ahmad Sayroji (1608102063)
Desi Susanti (1608102003)
Ega Nurjanah (1608102009)
Fahmi Said (1608102019)
Muhammad Abdul Jabbar (1608102030)
Rani Suryani (1608102039)
Rizal Adamani Rahmatullah (1608102044)

Jurusan/prodi : Pendidikan Bahasa Arab
Smester/kelas : 4.B

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Alamat : Jl. Perjuangan, By Pass Sunyaragi Cirebon Telp. (0231) 481264 ex 113
Website: www.syekhnurjati.ac.id

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
            Puji syukur penulis  panjatkan kehadirat ALLAH SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul. “Pendekatan, Metode, Dan Teknik Dalam Pembelajaran Bahasa Arab” Solawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya, Amiin.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.
Pada kesempatan ini pula dengan kerendahan dan ketulusan hati, ingin menyampaikan rasa terima kasih penulis yang tidak terhingga kepada yang terhormat.
1.      Ibu Hasan Saefuloh selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab atas segala kesabaran dalam membimbing dan dorongan berupa motivasi dalam belajar dan juga atas segala pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran dalam mendidik kami tidak ada kata-kata lain yang pantas penulis ucapkan, selain terima kasih yang sebesar-besarnya.
2.      Orang tua/bapak ibu tercinta yang telah banyak membantu memberikan dorongan baik moril maupun materil selama penulis menuntut ilmu.
3.      Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terciptanya makalah ini.
Harapan penulis, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang sedang menuntut ilmu atau bagi siapa saja yang berminat untuk membacanya.

Cirebon, 21 Maret 2018
Penulis


Team 1



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah suatu ilmu tentang metode-metode yang mengkaji bermacam-macam metode dalam pengajaran, keunggulan dan kelemahan, serta penerapan dari pengajaran-pengajaran bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai bahasa kedua setelah bahasa kita, tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mempelajarinya. Bahasa Arab adalah bahasa dunia yang sangat dianjurkan untuk dikuasai oleh anak didik kita. Seperti yang kita tahu, dalam mengkaji Al-Qur’an dan Hadits Nabi, kita harus menguasai ilmu gramatikal dan morfologi bahasa Arab.
Di Negara kita sudah banyak madrasah mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi yang mengajarkan bahasa arab dalam pengembangan keilmuan. Namun seringkali kita lihat, beberapa sekolah yang masih memakai metode dan teknik pengajaran bahasa Arab yang kurang sesuai dengan standart pengajaran, sehingga tidak sedikit para pelajar yang merasa bosan dengan bahasa Arab, dikarenakan penyampaian pengajaran bahasa arab yang kurang menyenangkan, tidak efektif,  jauh dari kreatif dan inovatif. Sehingga para peserta didik menjadi bosan dengan bahasa arab.
Oleh karena itu, sebagai pengajar bahasa Arab yang memiliki kualifikasi dalam bidang keilmuan ini, kiranya perlu menguasai Metodologi Pengajaran, berikut pendekatan serta teknik-teknik yang harus disampaikan kepada peserta didik, supaya tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat dicapai dengan maksimal secara efektif dan efisien. Serta mampu membangkitkan kecintaan peserta didik terhadap pembelajaran bahasa arab
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa materi tentang metodologi pengajaran bahasa Arab, yaitu :
1.      Apakah pengertian Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam pembelajara bahasa Arab ?
2.      Apakah hubungan antara Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam konteks pembelajaran bahasa Arab?
3.      Apa saja pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab ?
4.      apa saja teknik pembelajaran yang muncul dari sebuah metode yang muncul dari sebuah pendekatan?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian dari pengertian Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam pembelajara bahasa Arab.
2.      Mengetahui hubungan antara Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam konteks pembelajaran bahasa Arab.
3.      Mengetahui Apa saja pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab.
4.      Mengetahui apa saja teknik pembelajaran yang muncul dari sebuah metode yang muncul dari sebuah pendekatan.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendekatan, Metode, Dan Teknik Dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Arab
1.      Pengertian Pendekatan (Madkhal)
Dalam pengajaran bahasa, ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan metode yang telah dipilih.
2.      Pengertian Metode (Thariqah)
Metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran, baik itu pengajaran matematika, kesenian, olahraga, ilmu alam dan lain sebagainya. Secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien. Maksud dari Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran bahasa Arab agar mudah diterima, diserap, dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan.
3.      Pengertian Teknik (Uslub)
Sebagaimana telah diketahui pada penjelasan sebelumnya tentang pendekatan dan metode, ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dalam proses pengajaran, maka setelah kita mengetahui pengertian masing-masing dari pengertian pendekatan dan pengertian metode, selanjutnya kita akan memahami pengertian teknik dalam pengajaran. Teknik pengajaran merupakan operasionalisasi metode. Karena itu, teknik pengajaran itu berupa rencana, aturan-aturan, langkah-langkah tersebut haruslah terkait erat dengan bingkai umumnya yaitu metode.
Pengaturan, penyusunan dan gaya mengajar sangat tergantung pada guru serta ketrampilan kepribadian guru dalam mengelola kelas, karena semua hal ini akan dipengaruhi oleh perbedaan situasi dan kondisi. Oleh sebab itu tidak bisa dikatakan bahwa ini adalah metode yang terbaik, ini adalah teknik yang terbaik yang cocok untuk segala situasi dan kondisi pengajaran. Perbedaan tujuan, materi, siswa serta perbedaan guru membutuhkan teknik/stategi yang berbeda dalam sebuah penerapan metode.
B.     Hubungan Antara Pendekatan, Metode, dan Teknik Dalam Konteks Pembelajaran Bahasa Arab
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

C.    Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Harus disadari bahwa bahasa Arab memang memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda dengan bahasa yang lain. Kenyataan ini menuntut adanya guru yang memiliki kualifikasi dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan kesabaran yang tinggi. Melihat karakter tersebut, guru hendaknya menggunakan pendekatan yang lebih kontekstual, dan dapat menjadi acuan dalam menentukan langkah pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi maupun kondisi peserta didik. Sesulit apapun, sebenarnya materi dapat disampaikan dengan baik jika ditopang oleh pendekatan dan strategi yang tepat. Terkait dengan hal itu, terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab yang dapat meningkatkan efektivitas guru dalam melakukan transformasi, di antaranya pendekatan kemanusiaan (humanistic approach), pendekatan berbasis media (media based approach), pendekatan mendengar-mengucapkan (aural oral approach), pendekatan analisis dan nonanalisis (anality calandun analitycal approach),dan pendekatan komunikatif (communicative approach).[1]
1.      Pendekatan Kemanusiaan (Humanistic Approach)
Pendekatan ini memberi tempat yang utama pada pesertadidik karena mereka adalah subjek utama dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini berasumsi bahwa peserta didik memiliki potensi, kekuatan, dan kemampuan untuk berkembang. Peserta didik juga memiliki kebutuhan emosional, spiritual, dan intelektual yang harus diperhatikan. Peserta didik merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan emosi, perasaan, sikap, nilai, dan lain-lain. Pembelajaran diupayakan untuk berjalan secara rileksdan akrab,tanpa mengurangi makna transformasi dan pesan yang hendak disampaikan. Pendekatan ini memberikan drajat kebebasan, otonomi, tanggung jawab dan kreativitas yang menjadi bagian dari peserta didik.[2]
Penyampaian materi tidak dijadikan sebagai suatu yang menekan, membebani, melainkan bagaimana penguasaan bahasa menjadi kebutuhan peserta didik sebagaimana kebutuhan lainnya. Perspektif ini menurut sebagian ahli pengajaran bahasa Asing merupakan orientasi baru, yang biasanya menganggap peserta didik sebagai objek yang dapat dibentuk semaunya tanpa melihat minat dan bakat mereka. Dengan pola pandang ini, setidaknya dapat mempercepat interelasi antara pengajar dan peserta didik dalam hubungan dengan proses transformasi. Dengan demikian, ketika kebutuhan psikologis terpenuhi,maka pada selanjutnya minat dan motivasi akan lebih mudah dikembangkan.[3]
Dengan pendekatan ini, maka langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bercakap tentang diri dan perasaannya, kemudian melakukan tukar pikiran secaraseimbang.
2.      Pendekatan Berbasis Media (Media Based Approach)
Media atau wasail al-idlahmemiliki peranan yang besar dalam upaya membentuk keahlian peserta didikdan mengubahnyadarikeahlian yang bersifatabstrakke yang bersifatkonkret.
Pendekatan ini bertujuan untuk melengkapi konteks yang menjelaskan makna kata-kata, struktur, dan istilah-istilah kebudayaan baru melalui gambar, peta, foto, contoh model yang hidup, kartu, dan segala sesuatu yang dapat membantu menjelaskan makna kata yang asing pada peserta didik. Dijaman teknologi saat ini, jenis dan bentuk media sangat bervariasi, misalnya kaset, video, laboratorium, slide, LCD, dan komputer. Tujuan dari penggunaan media ini sangat jelas, yakni agar penyajian materi lebih hidup dan menarik peserta didik sehingga dapat menyampaikan contoh dan informasikebahasaan yang benar dan melatihnya berjalan secara efektif. Penelitian menunjukkan bahwa gambar memberikan dampak tiga kali lebih kuat dan mendalam dibandingkan dengan kata-kata. Sementara itu, jika gambar digabungkan dengan kata-kata, maka dampaknya enam kali lebih kuat daripada kata-kata saja.9Hanya masalahnyapada keterbatasandana yangmenjadihambatan seriusdalampenyediaan media ini.
3.      Pendekatan Mendengar-Mengucapkan (Aural Oral Approach)
Pendekatan ini mengandaikan bahwa bahasa adalah apa yang didengar dan diucapkan, bukan simbol, sedangkan tulisan hanyalah representasi dari ujaran. Dari asumsi ini dapat dikatakan bahwa bahasa adalah ujaran. Pembelajaran bahasa harus dimulai dengan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa yang berbentuk kata dan kalimat. Dalam bentuk klasikalnya kemudian meminta peserta didik menirukannya untuk dihafal, sebelum membaca dan menulis diajarkan.10Asumsi lain dari pendekatan ini bahwa bahasa adalah kebiasaan. Suatu prilaku akan menjadi kebiasaan apabila diulang berkali-kali. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan aural oral approach ini menuntut adanyakegiatan pembelajaranbahasa yang dilakukan denganteknik pengulanganatau repetisi.
4.      Pendekatan Komunikatif (Communicative Approach)
Sesuai dengan fungsi kompetensinya, penyajian bahasa hendaknya lebih menekankan kepada kegiatan komunikasi aktif dan praktis. Dengan pendekatan komunikasi ini berarti telah melakukan terobosan baru dan strategis di bidang pengajaran bahasa kedua, dan dianggap sebagai pendekatan integralyang memiliki ciri-ciri yang pasti. Seseorangdapat dikatakan memilikikompetensi komunikatif apabila ia dapat menggunakan bahasa dengan ragam yang tepat menurut situasi dalam hubungannya antara pembicara dan pendengar. MenurutHymes,terdapatempatfaktor yang menjadipembangun dan menjadi ciri penanda kompetensi komunikatif ini, yaitu kegramatikalan (penguasaan tata bahasa secara baik), keberterimaan (saling dapat dipahami dan memahami), ketepatan (konteks dengan situasi yang berkembang), danketerlaksanaan (praktik yang dilakukan secara terus-menerus).Seseorang yang hanya menguasai struktur atau pola-pola kalimat yang terlepas dari konteks belum bisa disebut sebagai orang yang mampu berbahasa. Kemampuan berbahasa yang sebenarnya haruslah mencakup penguasaan kaidah-kaidah gramatika sekaligus penguasaan norma-norma sosial yang terkait dengan penggunaan bahasa.
D.    Menguraikan Contoh Beberapa Teknik Pembelajaran Yang Muncul Dari Sebuah Metode Yang Muncul Dari Sebuah Pendekatan
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, terdapat beberapa teknik yang mendukung proses pembelajaran, yaitu:[4]
1.      Almuhadatsah (Bercakap-cakap)
Pelajaran Al-Muhadatsah merupakan pelajaran Bahasa Arab yang paling utama, tujuannya adalah agar siswa mampu bercakap-cakap atau berbicara dengan bahasa arab dalam kehidupah nyata. Maksud dari berbahasa disini adalah berbahasa lisan.
Cara menyajikan teknik Al-Muhasatsah dalam Bahasa Arab itu  melalui percakapan, baik itu antara guru dan murid, ataupun murid dengan murid. Yang terpenting adalah, siswa mampu menambahkan perbendaharaan mufradat. Dalam pembelajaran ini siswa tidak di tuntut untuk mengetahui qawa’id, akan tetapi siswa dituntut untuk berbicara dengan Bahasa Arab meskipun pada awalnya siswa tidak mengerti arti dari yang mereka katakan, akan tetapi lama kelamaan siswa pasti akan mengerti dan memahami arti dari yang mereka katakan, sehingga banyak kalangan menilai bahwa sistem dan metode yang dikembangkan ini sangat efektif.
Teknik pembelajaran Al-Muhadatsah adalah:
a.       Bercakap-cakap dengan Bahasa Arab, dengan tujuan melatih lidah siswa agar terbiasa berbicara dengan Bahasa Arab.
b.      Guru meminta siswa terampil berbicara dalam Bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional.
c.       Siswa dituntut untuk mampu menerjemahkan percakapan, baik dari media telepon, radio ataupun televisi.
d.      Guru hendaknya mampu menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap Bahasa Arab, sehingga timbul kemauan pada siswa untuk belajar dan mendalaminya.
2.      Al-Muthalaah (Membaca)
Al-Muthalaah disebut juga dengan Al-Qiraah, yaitu pelajaran membaca. Tujuannya agar siswa mampu membaca dengan benar dan memahami apa yang dibaca, baik itu dengan suara atau di dalam hati. Intinya, siswa mampu mengucapkan lafadz dalam Bahasa Arab secara fasih, lancar dan benar. Perlu diperhatikan bahwa dalam membaca, hendaknya siswa memperhatikan makhraj dan panjang pendeknya, sebab jika ada  satu kata saja yang salah dalam pelafalan Bahasa Arab maka akan menimbulkan kesalahan dalam makna.
Teknik pembelajaran Al-Muthalaah adalah:
a.       Apresepsi dan Pre test, yaitu guru hendaknya mampu menghubungkan antara pelajaran yang telah diajarkan dengan pelajaran yang akan disajikan, sehingga pelajaran menjadi kontekstual dan relefan.  Pre test bertujuan agar mengetahui seberapa besar penguasaan siswa  terhadap pelajaran yang telah diberikan.
b.      Siswa hendaknya mempelajari terlebih dahulu pelajaran yang akan diajarkan sebelum guru mengajarkan, dan siswa hendaknya menyimak guru secara baik dan tertib saat pelajaran berlangsung, kemudian guru hendaknya melakukan tanya jawab terhadap siswa.
c.       Guru meminta salah satu siswa yang pandai untuk mengulangi apa yang dibaca oleh guru supaya disimak dan ditirukan oleh siswa lain. Pada tingkat dasar membaca dianjurkan dengan suara yang keras, sedangkan pada tingkat atas kadang-kadang cukup mengikuti dalam hati, akan tetapi yang lebih utama adalah dengan bersuara.
d.      Setelah selesai membaca hendaknya guru membagi beberapa kelompok untuk memdiskusikan apa yang telah dibaca dan mengadakan tanya jawab diantara sesama kelompok.
e.       Pemanfaatan kemampuan kerja sama atau kelompok dapat diperkirakan jumlah hasil belajarnya lebih besar dari pada yang dicapai oleh perorangan.[5]
f.       Bila bacaan terlalu panjang, sebaiknya bacaan tersebut diperpendek agar sederhana dan mudah dimengerti.
g.      Dalam memberikan penjelasan, hendaknya guru menyertakan contoh-contoh dan mengartikan mufradat yang sulit, agar siswa mencatatnya.
3.      Al-Imla’ (Dikte)
Al-Imla disebut dikte atau menulis. Cara pembelajaran Al-Imla adalah, guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis kemudian memperlihatkan kepada siswa, setelah itu guru menghapus tulisan tersebut dan menyuruh siswa untuk menulisnya kembali, atau dengan cara guru membaca suatu bacaan, kemudian menyuruh siswa untuk menulis apa yang telah dibaca oleh guru.
Tujuan dari Al-Imla adalah:
a.       Agar siswa mampu menulis kata-kata dan kalimat dalam Bahasa Arab.
b.      Melatih panca indra siswa menjadi aktif, baik itu perhatian, pendengaran, penglihatan maupun pengucapan dalam Bahasa Arab.
c.       Agar siswa mampu menulis Bahasa Arab dengan indah dan rapi.
d.      Menguji pengetahuan siswa tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari.
e.       Memudahkan siswa mengarang tulisan berbahasa Arab dengan gaya bahasanya sendiri.
4.      Al-Insya’ (Mengarang)
Al-Insya’ atau ta’bir mengarang dalam Bahasa Arab itu untuk mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimiliki siswa. Melalui pelajaran ini diharapkan siswa dapat mengembangkan daya imajinasi secara kreatif dan produktif, sehingga pikirannya menjadi berkembang.
Dalam mengajarkan Al-Insya’ dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.       Materi pelejaran hendaknya disesuaikan dengan kemampuan siswa, perkembangan berpikir dan usia mereka.
b.      Pada kelas dasar pelajaran  Al-Insya’ dapat diberikan mengenai pembentukan kata-kata atau kalimat-kalimat yang telah diketahui siswa menjadi kalimat yang sederhana.
c.       Pada kelas atas, peningkatan pada pengajaran Al-Insya’ dapat ditingkatkan pada pembentukan kalimat yang sempurna, yang mengandung suatu pengertian yang utuh.
d.      Pada kelas tingkat tinggi, materi insya’ sudah tidak terikat lagi dengan ketentuan-ketentuan yang mungkin sudah bersifat terikat. Akan tetapi guru hanya menentukan topik atau tema karangan.
5.      Al-Mahfudzat (Hafalan kata-kata mutiara)
Pada umumnya, pelajaran menghafal syair-syair, kata-kata hikmah dalam Bahasa Arab sangat digemari siswa, terutama pada tingkat ibtida’iyah dan tsanawiyah.
Hafalan ternyata membentuk perioritas pertama yang membedakan antar sekolah, hingga memberi prioritas ke arah penerapan pemahaman yang dianggap lebih penting dalam proses berlangsungnya belajar mengajar di sekolah.[6]
Al-Mahfudzat dapat didapat dengan menggunakan cara-cara :
a.       Guru membacakan teks Al-Mahfudzat, setelah lebih dahulu dituliskan di papan tulis, kemudian di ikuti oleh semua siswa hingga hafal di luar kepala. Kemudian guru menguji masing-masing siswa di depan kelas, setelah semua mendpatkan giliran, baru murid diperintah untuk menyalin di buku tulis.
b.      Membacakan Al-Mahfudzat sekaligus secara keseluruhan tanpa dibagi-bagi dalam potongan yang kecil, kemudian dibaca berkali-kali sampai hafal betul.
c.       Dengan cara membagi dalam bagian yang kecil, materi Al-Mahfudzat dan dihafal, setelah hafal betul bagian pertama, kemudian berpindah kebagian yang lain, dan seterusnya.
6.      Al-Qawaid (Tata Bahasa)
Dalam Bahasa Indonesia, Qawaid/ Nahwu Sharaf itu searti dengan “Tata Bahasa”, dan “gramer” dalam Bahasa Inggris.
Cara mengajarkan  Nahwu Sharaf atau Qawaid  :
a.       Guru hendaknya banyak memberikan contoh-contoh dari materi yang dibahas, agar pengajaran tidak membosankan, dan dapat memudahkan pengertian siswa.
b.      Pada contoh-contoh yang diberikan, hendaklah ditulis dipapan tulis, dan menjelaskan maksud dan pengertiannya.
c.       Pada saat guru menjelaskan maksud dan pengertian materi pelajaran nahwu sharaf, perhatian siswa penuh terpusat kepada materi.
7.      Al-Balaghah (Gaya Bahasa)
Al-Balaghah merupakan suatu cabang ilmu Bahasa Arab yang mempelajari kaidah-kaidah mengenai gaya bahasa untuk dipergunakan dalam pembicaraan atau tulisan. Adapun tujuan mempelajari Al-Balaghah antara lain :
a.       Merasakan dan memahami karya sastra secara mendalam.
b.      Mengungkapkan segi-segi keindahan dalam sastra.
c.       Merangsang kemampuan menyusun kalimat yang baik dan indah menurut pola-pola Al-Balaghah.
d.      Merasakan dan memahami Ijazul Qur’an dari segi gaya bahasa dan uslub.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
 Dalam pengajaran bahasa, ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan metode yang telah dipilih.
Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab diantaranya adalah Pendekatan Kemanusiaan (Humanistic Approach), Pendekatan Berbasis Media (Media Based Approach), Pendekatan Mendengar-Mengucapkan (Aural Oral Approach), Pendekatan Komunikatif (Communicative Approach).
Metode dalam pembelajaran bahasa arab diantaranya adalah Metode Gramatikal-Terjemah (thariqah qawaid wa tarjamah), Metode Langsung (thariqah mubasyirah), Metode Aural-Oral (thariqah sam’iyyah syafawiyah), Metode Eklektik (thariqah intiqa’iyah).
Teknik dalam pembelajaran bahasa Arab diantaranya adalah Almuhadatsah (Bercakap-cakap), Al-Muthalaah (Membaca), Al-Imla’ (Dikte), Al-Insya’ (Mengarang), Al-Mahfudzat (Hafalan kata-kata mutiara), Al-Qawaid (Tata Bahasa), Al-Balaghah (Gaya Bahasa).

 DAFTAR PUSTAKA
Izzan, Ahmad. 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta: Rinneka Cipta.
Abdul Wahab, Muhbib. 2005. Teknik Dan Model Penyajian Materi Bahasa Arab, dalam Makalah  Jakarta: Pustaka Rihlah Group.


[1] Muhbib Abdul Wahab, Teknik Dan Model Penyajian Materi Bahasa Arab, dalam Makalah (Jakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hal.34.
[2] Ibid, hal. 86-89.
[3]
[4] Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2004), h.116.
[5] Ibid., h. 98.
[6] Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasakan Al-qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h.198. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar